Minggu, 20 Maret 2011

Anggrek


U M U M

Anggrek atau Orchidaceae termasuk dalam keluarga tanaman bunga-bungaan. Anggrek terdapat pada hutan yang gelap, di lereng yang terbuka, pada batu karang yang terjal, pada batu-batuan didaerah pantai dengan garis pasang surut tinggi. Bahkan di tepi gurun pasir pun anggrek dapat ditemukan. Tumbuh dari kutub utara sampai daerah katulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika.

Anggrek yang banyak digemari adalah
anggrek epifit dari daerah tropis.

Anggrek mempunyai lebih banyak jenis (species) nya daripada keluarga tanaman bunga-bungaan lainnya. Para ahli tumbuh-tumbuhan berkeyakinan anggrek mempunyai lebih dari 25.000 species yang tersebar di seluruh dunia. Tetapi karena kerusakan hutan kita kehilangan species yang belum dikenali dan tidak tahu dengan pasti berapa jumlahnya.

Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 species anggrek yang tersebar di hampir semua pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, Jawa termasuk pulau-pulau yang terkenal didunia karena kekayaan anggreknya.

Genus yang banyak tumbuh meliputi : Vanda, Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium, Coelogyne, Cymbidium, Bulbophyllum dll.

Anggrek yang terkenal dari Indonesia adalah "anggrek bulan" (Phalaenopsis amabilis) yang diangkat sebagai "Bunga Nasional" dan dijuluki "puspa pesona", dan "anggrek kantung" (Paphiopedilum javanicum).


KARAKTERISTIK

Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman bunga-bungan lainnya adalah pada bentuk bunganya.

Pada bunga anggrek umumnya :

* mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap keatas dinamakan sepal dorsal.
* mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak dibawah berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan.
* putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column.
* tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia.
* buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak.
* tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya.




JENIS ANGGREK

Berdasarkan pertumbuhannya secara umum anggrek dibagi menjadi 2 jenis :

* Anggrek Simpodial :
Biasanya pola tumbuhnya horizontal seperti tumbuhan merambat. Batang tumbuhnya disebut rhizome. Rhizome terbaring horizontal pada permukaan tanah dan akar-akarnya tumbuh pada sekitar panjang rhizome dengan arah menurun dan membuat batang vertikal keatas yang disebut umbi semu (pseudobulb). Ada yang pseudobulb nya memanjang keatas seperti batang (cane), dan ada pula yang pendek dan bulat atau pipih.
Salah satu fungsi dari pseudobulb adalah sebagai tempat penyimpanan air dan sari makanan. Pseudobulb yang berkerut adalah tanda tanaman tersebut mengalami masalah dalam penyerapan air.
Setiap pseudobulb mempunyai satu sampai beberapa daun.
Tunas baru muncul dari dasar pseudobulb yang sudah tua dan tempat titik tumbuhnya disebut "eye" (mata).
Pada jenis pseudobulb yang pendek dan bulat, ada yang dibungkus oleh pelepah daun (sheath) dimana dari dasar pseudobulb tersebut bunga akan muncul, contoh : coelogyne, Oncidium.
Pada pseudobulb yang berbentuk batang (cane), tangkai bunga akan muncul dari ujung batangnya, contoh: dendrobium.
* Anggrek Monopodial :
Anggrek yang tumbuh keatas dari satu batang (stem). Daunnya akan bertambah terus dari ujung batang selama hidupnya. Jenis ini tidak mempunyai rhizome dan pseudobulb, dan biasanya tumbuh akar udara (aerial root) dari sepanjang batangnya.
Tangkai bunga (spike/inflorescence) tumbuh dari sisi batang dan dimulai dari sebelah bawah (bukan dari ujungnya), berbeda dengan sympodial (dendrobium) dimana tangkai bunga tumbuh dari ujung batang.
Jika ujung batangnya rusak karena busuk (contoh: jenis phalaenopsis) atau dipotong/distek (contoh: jenis vanda), maka akan muncul batang baru dari sisi batang lama dan daun akan tumbuh dari batang baru tersebut.


Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibagi menjadi beberapa jenis :

* Epiphyte:
Angrek yang tumbuh menumpang pada batang tanaman lainnya tetapi tidak parasit (tidak mengambil sari makanan dari tanaman tersebut). Dengan demikian anggrek akan memperoleh posisi yang lebih baik untuk mendapatkan cahaya yang lebih. Akarnya melekat pada dahan pohon dan mendapatkan air hanya dari hujan dan kabut.
* Lithophyte:
Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Mereka menggunakan batu sebagai pegangannya.
* Saprophyte:
Anggrek yang tumbuh pada humus dan daun-daun kering.
* Terrestrial:
Anggrek yang tumbuh pada padang rumput, tanah humus dihutan.


Berdasarkan kisaran suhu udara yang sesuai, anggrek dibagi dalam 3 jenis :

* Anggrek suhu dingin (gunung, ketinggian 2000-4000m) : tumbuh baik pada suhu 15-21°C pada siang hari dan 10-13°C pada malam hari.
Contoh : Cymbidium, Masdevallia, Miltonia, Odontoglossum, Oncidium, Paphiopedilum
* Anggrek suhu sedang (dataran tinggi, 750-2000m) : tumbuh baik pada suhu 21-32°C pada siang hari dan 13-18°C pada malam hari.
Contoh : Brassavola, Cattleya, Dendrobium, Epidendrum, Laelia, Paphiopedilum (molted leaves)
* Anggrek suhu panas (dataran rendah, 0-750m) : tumbuh baik pada suhu 26-35°C pada siang hari dan 18-24°C pada malam hari.
Contoh : Phalaenopsis, Vanda, beberapa jenis Dendrobium.


NAMA ANGGREK

Seperti keluarga tanaman lainnya, secara umum anggrek dibagi dalam kelompok besar yang disebut genus (genera) dan dibagi lagi menjadi sub-genus yang mengelompokkan anggota genus tsb (species) yang mempunyai karakteristik sama. Dari sebuah species mungkin ada yang mempunyai beberapa varietas, misal : dendrobium anosmum var. superbum, dendrobium anosmum var. huttonii, dll.

Seperti lazimnya semua tanaman, anggrek pun mempunyai nama. Baik itu nama berdasarkan ilmu pengetahuan yang menggunakan nama latin maupun nama yang diberikan oleh penduduk dimana anggrek tsb tumbuh (nama lokal/populernya).


Untuk keseragaman secara ilmiah, nama tanaman menggunakan sistim penamaan binomial (nama ganda). Sehingga setiap anggrek mempunyai nama awal (first name) dan nama akhir (last name) seperti nama kebanyakan orang.

Kata pertama menunjukkan genusnya (atau intergenerik jika anggrek tsb hasil persilangan antar genus).

Kata kedua adalah nama speciesnya (atau nama yang diberikan oleh penyilangnya untuk anggrek silangan).

Agar nama anggrek hasil silangan dapat diakui oleh seluruh dunia, maka anggrek tersebut harus didaftarkan pada the International Orchid Registrar yang saat ini dikelola oleh The Royal Horticultural Society.

Keterangan : Persilangan intergenerik adalah persilangan antar genus dalam satu keluarga, misalnya :



# Doritis dengan Phalaenopsis.





# Brassavola dengan Cattleya dan Laelia.





# Brassia dengan Miltonia dan Oncidium, dll. Untuk keseragaman dalam cara penulisannya maka huruf pertama dari kata pertama (nama genus) pada anggrek species menggunakan huruf besar dan kata keduanya (nama speciesnya) menggunakan huruf kecil semua. Pada anggrek species semua kata ditulis dengan huruf miring (italic).
Untuk anggrek hibrida (silangan), huruf pertama dari kata pertama (nama genus atau intergenerik) menggunakan huruf besar dan huruf pertama dari kata keduanya juga menggunakan huruf besar. Untuk anggrek hibrida kata pertama ditulis dengan huruf miring(italic), sedang kata kedua dan seterusnya dengan huruf tegak (normal).

Contoh nama anggrek species :

* Coelogyne pandurata (nama lokalnya : anggrek hitam).
* Dendrobium crumenatum (anggrek merpati).
* Dendrobium secundum (anggrek sikat).
* Grammatophylum speciosa (anggrek tebu).
* Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan).
* Paphiopedilum javanicum.

Contoh nama anggrek hibrida :

* Brassavola Little Stars.
* Dendrobium Blue Sky.
* Blc. Alma Kee (Brassolaeliocattleya : Brassavola, Laelia dan Cattleya).
* Epc. Middleburg (Epicattleya : Epidendrum dan Cattleya).

Agar penulisannya menjadi lebih singkat, kadang-kadang nama genus atau nama intergeneriknya disingkat.
Dibawah ini ada beberapa singkatan nama genus dan intergenerik yang biasa digunakan.

Arach.


:


Arachnis

Aranda


:


Aranda (Intergenerik : Arachnis x Vanda)

Arnth.


:


Aranthera (Arachnis x Renanthera)

Ascda.


:


Ascocenda (Ascocentrum x Vanda)

B.


:


Brassavola

Colm.


:


Colmanara (Miltonia x Odontoglossum x Oncidium)

Ctna.


:


Cattleytonia (Broughtonia x Cattleya)

Bc.


:


Brassocattleya (Brassavola x Cattleya)

Bl.


:


Brassolaelia (Brassavola x Laelia)

Blc.


:


Brassolaeliocattleya (Brassavola x Laelia x Cattleya)

Bulb.


:


Bulbophyllum

C. atau Catt.


:


Cattleya

Cym.


:


Cymbidium

D. atau Den.


:


Dendrobium

Dor.


:


Doritis

Dtps.


:


Doritaenopsis (Doritis x Phalaenopsis)

Epc. atau Epic.


:


Epicattleya (Epidendrum x Cattleya)

Gram.


:


Grammatophyllum

Hwra.


:


Howeara (Leochilus x Oncidium x Rodriguezia)

Kgw.


:


Kagawara (Ascocentrum x Renanthera x Vanda)

L.


:


Laelia

Lc.


:


Laeliocattleya (Laelia x Cattleya)

Milt.


:


Miltonia

Mttsa.


:


Miltassia (Miltonia x Brassia)

Mkra.


:


Mokara (Arachnis x Ascocentrum x Vanda)

O. atau Onc.


:


Oncidium

Paph.


:


Paphiopedilum

Phal.


:


Phalaenopsis

Pot.


:


Potinara (Brassavola x Cattleya x Laelia x Sophronitis)

Ren.


:


Renanthera

Soph.


:


Sophronitis

Sl.


:


Sophrolaelia (Sophronitis x Laelia)

Slc.


:


Sophrolaeliocattleya (Sophronitis x Laelia x Cattleya)

Spa.


:


Spathoglottis

V.


:


Vanda

Vdnps.


:


Vandaenopsis (Vanda x Phalaenopsis)

Vdps.


:


Vandopsis

Z.


:


Zygopetalum

PEMBIAKAN ANGGREK
Anggrek dapat diperbanyak dengan cara :

* Pembiakan generatif :
Perbanyakan dengan biji buah yang telah masak.
Masa masak buah anggrek sangat tergantung dari jenis anggreknya, dan iklim juga mempengaruhi kematangan buahnya.
Pembiakan generatif ini memerlukan perlakuan yang khusus diantaranya biji harus steril dari hama dan penyakit.
* Pembiakan vegetatif :
Pembiakan dengan mengambil bagian tanaman induknya seperti :
o Stek untuk jenis monopodial.
o Memecah rumpun untuk jenis simpodial.
o Keiki, yaitu anak tanaman yang tumbuh dari batang atas (dendrobium), atau tangkai bunga (phalaenopsis).
o Kultur jaringan, yaitu mengambil sebagian jaringan tanaman untuk diperbanyak dengan melalui proses di laboratorium. Dengan cara ini bisa dihasilkan tanaman bebas virus meskipun tanaman induknya terjangkit.



Source: http://www.anggrek.info/index.php?topic=basic


Read More..

Hama Serangga pada Anggrek


Seperti halnya jenis tanaman lainnya, anggrek juga dapat diserang oleh hama. Hama dapat berasal dari serangga biasa atau serangga berkulit lunak.

Terdapat beberapa jenis serangga yang sering menyerang anggrek yaitu :

* Tungau (spider mite) :

Serangga ini sangat kecil (0,2-0,3 mm) berwarna kemerahan jumlahnya banyak, menghisap cairan dan klorofil daun. Bekas serangan berupa lapisan putih mengkilat dibagian bawah daun dan akan berubah menjadi bercak hitam. Pada bagian atas daun akan terlihat bercak2 berwarna kuning dan pertumbuhan daun tidak baik (berkeriput) yang akhirnya bisa mematikan tanaman jika tidak segera dicegah. Serangan yang hebat terjadi pada waktu musim kemarau dimana udara kering. Karena cara makannya dengan menusuk daun maka berpotensi sebagai penyebar virus. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengan mengusap daun menggunakan kapas/tissue, jika pada kapas terdapat warna kemerahan maka tanaman tersebut dihuni oleh tungau. Pengendalian : Daun digosok dengan kapas dan air sabun atau alkohol 70%; apabila serangan sudah parah, harus disemprot dengan insektisida (Kelthane). Dengan meningkatkan kelembaban merupakan salah satu pencegahan dari serangan hama ini.
* Kutu perisai (scale) :
Hama ini kecil (panjang 1-5 mm), menetap pada bagian bawah daun dan pada bagian dalam pelepah daun dan mengisap cairan daun sehingga akan mengganggu proses fotosintesis (metabolisme). Jenis anggrek cattleya adalah yang paling banyak diserang. Pada waktu mengisap cairan tanaman, juga mengeluarkan cairan manis spt madu shg ada kemungkinan kehadiran semut merupakan pertanda kehadiran hama ini. Daun yang terkena serangan akan berwarna kuning dan rontok sebelum waktunya. Pengendalian : bersihkan daun dengan kapas/tissue dan air sabun, buang pelepah daun yang sudah mati. Karena hama ini mempunyai kulit seperti lilin maka insektisida-langsung akan kurang ampuh, lebih baik menggunakan insektisida-sistemik.
* Kutu daun (Aphid) :
Hama ini berwarna hijau atau kuning seperti scale, menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan daun pada pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya yang menyimpan bahan makanan. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok. Karena mudah berpindah kutu daun ini tidak hanya menjadi hama tetapi juga dapat menjadi penyebar virus. Seperti kutu perisai, aphid juga mengeluarkan cairan manis spt madu yang dapat mengundang semut. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Pertumbuhan kutu daun ini tergantung dari suhu udara, akan berkembang lebih cepat pada musim kemarau. Pengendalian : kutu daun ini mudah untuk dimatikan dan dibuang dari tanaman menggunakan semprotan air atau sikat, atau dapat pula menggunakan insektisida untuk hama ini, hanya hati-hati jika menyemprot bagian bunga, insektisida dapat merusak bunga.
* Kutu putih (Mealybug) :
Serangga ini mengeluarkan sejenis zat putih yang berlilin, berkapas putih yang menutupi keseluruhan badan lembut yang berwarna merah muda, menyebabkan ia kelihatan seperti debu putih. Dapat ditemukan pertemuan antara daun dan batang (buku-buku batang) dan diatas dan dibawah daun muda. Mereka menghisap sari dari tanaman, dimana dapat membuat tanaman menjadi layu. Seperti kutu perisai, kutu putih ini juga mengeluarkan cairan manis spt madu yang dapat mengundang semut. Pengendalian : Seperti pada tungau, daun digosok dengan kapas dan air sabun atau alkohol 70%; apabila serangan sudah parah, harus disemprot dengan insektisida (Akothion). Telur serangga ini tidak mempan terhadap kebanyakan insektisida, maka semprot 2 minggu kemudian untuk membasmi telur yang baru menetas.
* Thrips :
Serangga ini sangat kecil (panjang 1 mm), menempel pada buku-buku batang, pada daun muda dan diatas putik bunga. Serangan hebat hama tersebut pada musim kemarau dengan memakan bagian dalam bunga atau putik bunga dengan mengorek sel pokok dan menghisap cairan makanan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya dan cacat pada putik-putik bunga sehingga bunga tidak akan mekar dengan sempurna. Karena mudah berpindah dan dari cara makannya, serangga ini tidak hanya menjadi hama tetapi juga dapat menjadi penyebar virus. Pengendalian : secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot dengan insektisida kimia (Akothion, Supracide dll).
* Whiteflies (lalat putih) :
Serangga kecil ini berwarna putih, dapat terbang dan menyerang daun dengan mengisap cairan daun. Pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengan meletakkan benda berwarna kuning, karena warna kuning akan sangat menarik serangga ini untuk datang. Hama ini juga secara tidak langsung dapat sebagai penyebar virus. Pengendalian : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik.
* Kumbang gajah (orchid weevil) :
Gejala : Kumbang ini berwarna hitam kotor/tidak mengkilap (panjang 3,5-7 mm) bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Serangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan tiba. Pengendalian : menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
* Semut :
Semut merupakan hama yang tidak secara langsung merusak anggrek. Cendawan yang dibawa oleh semut merusak akar dan tunas muda. Kehadiran semut juga dapat sebagai tanda/indikasi adanya hama lainnya seperti scale, aphid atau kutu putih karena hama-hama tersebut mengeluarkan cairan manis yang disukai semut. Pengendalian : pot direndam dalam air, basmi hama (scale, aphid atau kutu putih) yang mengeluarkan cairan manis tersebut dengan insektisida dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar lokasi tanaman.
* Belalang :
Gejala : pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan dan berwarna hitam. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
* Keong, siput, bekicot :
Gejala : memakan lembaran daun dan keluar pada malam hari. Pengendalian : dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida.




Read More..

Penyakit pada Anggrek


Tanaman sakit adalah setiap penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukkan dengan penghambatan atau gangguan dari aktivitas fisiologis atau perubahan struktural yang dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan bentuk tanaman yang abnormal, menyebabkan susunan bagian tanaman yang berbeda, menyebabkan kematian bagian tanaman atau seluruh tanaman sebelum waktunya.

Penyebab penyakit dapat digolongkan sebagai berikut :



* Golongan jasad hidup: cendawan, bakteri, mikroplasma, algae, (ganggang), tanaman golongan Phanerogami dan Netmatoda.
* Golongan virus. Penyebab dari golongan virus ini belum dapat dipastikan apakah termasuk golongan jasad hidup atau bukan hidup.
* Golongan bukan jasad hidup. Golongan ini meliputi kekurangan atau kelebihan zat hara, cahaya, aerasi, sifat tanah, keadaan iklim, dan faktor lingkungan lainnya.

Cendawan (fungus) dan bakteri


* Busuk hitam (black rot) :
Mungkin ini adalah penyakit paling merusak yang menyerang tanaman anggrek dan Cattleya adalah yang terbanyak.
Penyebab: cendawan Pythium ultimum.
Gejala:
o Biasanya pertama yang diserang adalah daun atau anakan baru. Kemudian menjalar ke rhizome sampai akhirnya ke akar.
o Daerah daun yang terinfeksi terdapat bercak berwarna coklat dan dikelilingi oleh warna kuning, kontras dengan bagian daun lainnya yang berwarna hijau.
o Daerah pangkal daun yang terinfeksi berwarna kehitaman lalu melunak, jika ditekan akan mengeluarkan cairan.
o Proses pembusukannya cepat.
o Pada akar awalnya menjadi keriput, kemudian warnanya berubah menjadi coklat tua dan akhirnya putus.
Penanggulangan :
o Bagian tanaman yang terinfeksi dipotong sampai batas area yang bebas dari penyakit dengan alat yang steril.
o Celupkan tanaman pada fungisida dan keringkan sebelum di tanam kembali.
o Cara terbaik menghindari Black rot adalah dengan menjaga agar tanaman dan sekelilingnya tidak terlalu basah.
o Pupuk dengan calcium yang tinggi akan mencegah black rot pada anakan baru.
o Untuk pengendaliannya dapat menggunakan fungisida seperti : Baycor, Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot.
* Busuk coklat (brown rot) :
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
Gejala:
o Biasanya penyakit ini menyerang Paphiopedilum.
o Mulanya adalah noda air yang kecil karena air menempel pada daun dalam beberapa waktu, kemudian akan menyebar dengan cepat dan daun berubah warna menjadi coklat tua.
o Ini terjadi jika terdapat pot tanaman diatas tanaman tersebut dimana air menetes turun dan menetap pada tengah daun.
o Suhu dan kelembaban yang tinggi adalah kondisi penunjang timbulnya penyakit ini.
o Daun yang patah atau terluka adalah tempat awal penyebarannya.
Penanggulangan :
o Potong daun jika terdapat warna coklat sperti bubur pada dasar daun dengan gunting yang steril.
o Jika penyakit sudah parah, bagian tanaman yang terkena harus dipotong dan dimusnahkan.
o Rendam
o Tanaman dan pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % atau fungisida/antibiotik Natriphene 0,5 % selama 1 jam.
* Busuk pucuk batang (crown rot) :
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
Gejala:
o Menyerang phalaenopsis, menyebabkan kerusakan dan busuk pada akar, umbi batang dan daun.
o Proses pembusukan daun umbi batang dan akar yang terinfeksi sangat cepat (hanya dalam waktu 1-2 hari), tetapi penyebaran ke tanaman lainnya agak lambat.
o Penyakit ini biasanya timbul karena sirkulasi udara tidak begitu baik pada kelembaban yang tinggi (mis. setelah terkena hujan pada malam hari).
Penanggulangan:
o Tanaman yang terinfeksi harus dipisahkan dari tanaman yang sehat.
o Bagian yang terinfeksi dipotong dan dibuang.
o Rendam semua bagian tanaman dan pot dengan fungisida (Captan, Dithane M-45, atau Physan 20).
o Peralatan kebun harus steril.
* Busuk akar (root rot) :
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
Gejala :
o Akar membusuk dan menjalar ke rhizoma dan umbi batang.
o Daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan tidak sehat.
Penanggulangan :
o Semua bagian tanaman yang terjangkit dipotong dan dibuang
o Bekas potong disemprot dengan fungisida (Benlate).
* Bercak coklat (Brown spot) :
Penyebab : bakteri Pseudomonas cattleyae.
Gejala:
o Biasanya menyerang phalaenopsis dan paphiopedilum.
o Terdapat bercak coklat, lunak dan berair pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
Pengendalian :
o Potong semua bagian yang yang terinfeksi dengan alat yang steril.
o Rendam tanaman dengan natriphene atau Physan selama kira2 1 jam.
o Semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.


Virus

Tidak ada cara pengobatan terhadap virus, hanya bersifat pencegahan agar tidak menular pada tanaman lainnya. Sekali tanaman terkena virus, maka selamanya tanaman tersebut terinfeksi, oleh sebab itu sebaiknya tanaman tersebut dimusnahkan.


* Cymbidium Mosaic :
Penyebab: virus Cymbidium Mosaic.
Gejala :
o Sebenarnya penyakit ini salah nama, karena dapat menyerang semua jenis anggrek.
o Awalnya terdapat bintik2 kekuning2an sebagai akibat adanya sel yang mati, kemudian menjadi menghitam dan cekung.
o Bercak biasanya bulat biasa, kadangkala membentuk belah ketupat pada daun.
o Pada cattleya dan phalaenopsis ditandai dengan bercak ke-unguan, kemudian menjadi coklat juga setelah beberapa minggu. semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran.
o Pada daun yang sudah tua terdapat banyal bintik2 sebagai akibat terdapat jaringan yang mati.
Pengendalian :
o Potong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi.
o Menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman.
* Bercak bercincin (TMV) :
Penyebab: virus TMV (Tobacco Mosaic Virus).
Gejala :
o Timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
o Gejala lainnya hampir sama seperti Cymbidium Mosaic diatas.
Pengendalian :
o Potong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi.
o Menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman.
o Perokok tidak boleh menangani tanaman sambil merokok.


Source: http://www.anggrek.info/index.php?topic=pest§ion=penyakit




Read More..

Pestisida untuk Anggrek


Pestisida adalah zat atau bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah atau mengendalikan hama pengganggu.

Berdasarkan tujuannya, pestisida dibagi menjadi beberapa jenis :

* Insektisida : untuk serangga.
* Fungisida : untuk cendawan (fungus).
* Herbisida : untuk tanaman pengganggu.
* Bakterisida : untuk bakteri.




Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

* Pestisida organik (Organic pesticide) : pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal : neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).
* Pestisida elemen (Elemental pesticide) : pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti: sulfur.
* Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide) : pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia.

Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

* Pestisida sistemik (Systemic Pesticide) :
adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama.
Contoh : Neem oil.
* Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) :
adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini.
Contoh : Sebagian besar pestisida kimia.

Petunjuk pemakaian :

* Sebelum membeli, baca dahulu kegunaan dari pestisida tersebut pada labelnya. Ada jenis pestisida yang khusus diperuntukkan untuk hama tertentu saja (selective pesticide). Jika dipakai untuk hama lainnya mungkin tidak akan efektif. Pilih yang sesuai dengan keperluannya.
* Sebelum mencampur, ukur takaran secara akurat sesuai dosis pada petunjuk pemakaiannya. Jika seharusnya 1 sendok teh untuk 1 liter air misalnya, jangan ditambah menjadi 2 sendok teh dengan maksud agar lebih ampuh. Hama tentunya tetap akan mati, tetapi juga akan mempengaruhi/membahayakan yang lain seperti tanaman yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya (manusia dan hewan).
* Sebelum menggunakannya, periksa dengan seksama waktu, kondisi lingkungan, target dll. Jangan menggunakannya pada siang hari karena akan membakar daun, jangan lakukan pada saat anak-anak sedang berada pada lingkungan tersebut, dll.
* Sebelum melakukan penyemprotan, gunakan pelindung seperti yang tertera pada label, seperti : sarung tangan, kacamata, pakaian khusus, dll.
* Sebelum menyimpan atau membuang sisa bahan, ikuti petunjuk cara penyimpanan dan pembuangan yang terdapat pada label. Jangan lupa untuk mencuci ber-ulang2 wadah/botol nya sebelum dibuang ke tempat sampah.
Buang air bekas cucian wadah tersebut ketempat yang aman sesuai dengan petunjuk pada label. Simpan pestisida :
o jauh dari jangkauan anak2
o pada tempat aslinya (jangan dituang/dipindahkan ke wadah lain).
o jauh dari binatang peliharaan.
o ditempat yang terkunci dan kering.
* Setelah melakukan penyemprotan, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun atau mandi untuk menghilangkan sisa-sisa pestisida.
Ganti dan cuci dengan bersih pakaian dan peralatan lainnya yang digunakan untuk penyemprotan.
* Jika terjadi keracunan, segera lakukan tindakan sesuai dengan petunjuk pada kemasan atau konsultasi dengan dokter.

Akhir kata : pestisida adalah bahan yang berbahaya tetapi akan aman bila digunakan sesuai dengan aturannya.


Source: http://www.anggrek.info/index.php?topic=pest§ion=pestisida



Read More..

Perawatan Anggrek


Merawat anggrek tidaklah sesulit seperti yang dibayangkan. Secara umum agar anggrek dapat tumbuh dengan baik, kita harus "meniru" kondisi dimana anggrek tersebut hidup di habitatnya. Sedangkan anggrek hibrida (hasil persilangan) lebih mudah beradaptasi daripada induknya dan lebih toleran terhadap lingkungan yang berbeda.

Memelihara anggrek perlu
kesabaran yang tinggi. Ada yang setelah dirawat 3-4 tahun kemudian baru berbunga. Ada yang ketika dirawat secara khusus tidak mau berbunga, tetapi ketika dibiarkan tumbuh apa adanya malah rajin berbunga.

Anggrek termasuk tanaman yang kecepatan pertumbuhannya relatif lambat. Kecepatan pertumbuhan juga berbeda untuk masing2 jenis anggrek. Hal itu yang kadang2 menyebabkan pemula yang kurang sabar menjadi "putus asa" ditengah jalan karena setelah beberapa bulan anggrek yang dipelihara belum memperlihatkan pertumbuhan yang berarti. Berbeda dengan tanaman lain yang dalam beberapa bulan mungkin sudah berbunga banyak.

Pertumbuhan yang baik juga tidak terlepas dari bagaimana perawatannya.

Bagi pemula disarankan untuk memulai dengan anggrek yang mudah perawatannya seperti : Cattleya, Dendrobium dan Oncidium.

Secara umum pertumbuhan dan perkembangan anggrek dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

* Pertumbuhan vegetatif : bertambahnya ukuran tanaman dari bibit hingga menjadi dewasa.
* Pertumbuhan generatif : tumbuhnya sarana untuk berkembang biak (bunga dan buah).

Faktor2 penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggrek meliputi :


# Cahaya


# Suhu udara


# Kelembaban udara





# Penyiraman


# Pemupukan


# Sirkulasi udara





# Media tanam


# Repotting


# Hama & penyakit






Read More..

Aneka Tips


Memilih anggrek yang akan dibeli :

* Sehat dengan daun hijau sedang, mengkilat dan polos tanpa bercak.
Hindari tanaman yang terdapat bercak kuning atau cokelat pada daun dan batang, karena ada kemungkinan terserang penyakit.
* Memiliki batang atau umbi semu (pseudobulb) yang gemuk, kuat dan polos tanpa bercak. Hindari batang/pseudobulb yang berkerut (kemungkinan karena kekurangan air).
* Memiliki anakan baru yang lebih banyak
(untuk anggrek sympodial), sehingga jika yang dewasa mati, ada gantinya. Selain itu, peluang untuk berbunga juga lebih besar.
* Memiliki bekas tangkai bunga lebih banyak, yang berarti anggrek tersebut tergolong rajin berbunga.
* Bertangkai bunga utuh. Tangkai terpotong adalah salah satu sifat menurun sehingga pada pembungaan berikutnya kemungkinan juga akan terpotong.
* Kuntum bunga dalam keadaan setengah mekar dan utuh (tepi bunga tidak mengkerut), agar lebih lama menikmati keindahan bunganya setelah dibeli.
* Batangnya kokoh tertanam pada pot. Jika mudah goyang ada kemungkinan anggrek tersebut baru di tanam ulang atau sistim akarnya tidak baik.
* Periksa medianya, apakah terdapat hama (serangga kecil) yang merayap. Hindari tanaman yang ber hama.
* Lihat tangkai bunganya, apakah memang berasal dari tanaman atau hanya bunga potong yang ditancapkan pada pot.
Ada penjual anggrek nakal, yang menancapkan bunga potong pada tanaman yang sebenarnya belum berbunga dengan maksud agar nilai jual anggrek tersebut bisa lebih tinggi.


Memilih bibit anggrek :


* Sehat dengan daun berwarna hijau muda, tanpa ada bercak kuning atau coklat pada daun atau batangnya.
* Ukuran daun kedua lebih panjang 2 kali dari daun pertama. Anggrek tersebut pertumbuhannya akan lebih cepat dibanding yang ukuran daun keduanya mirip dengan daun pertama.

Bunga warna ungu.

Dari daun bisa diprediksi warna, yaitu dengan melihat permukaan bawah daun. Bila berwarna ungu, bunga muncul dengan warna sama. Namun, ketentuan itu tidak berlaku pada warna lain. Untuk dendrobium, lihat pada batangnya. Jika terdapat warna ungu pada serat batangnya kemungkinan besar terdapat warna ungu (atau kombinasi dengan warna ungu) pada bunganya.

Menangkap whitefly.

Serangga kecil ini berwarna putih, bisa terbang dan menyerang daun dengan mengisap cairan daun. Pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Hama ini juga secara tidak langsung sebagai penyebar virus. Untuk menangkapnya, gunakan plastik atau bekas kaleng mentega yang berwarna kuning. Warna kuning menarik perhatian serangga kecil itu. Oleskan minyak goreng pada permukaannya. Minyak inilah yang akan "menjerat" hama kecil itu.

Menghilangkan bercak putih sisa mineral pada daun.

Untuk menghilangkan sisa mineral pada daun yang berasal dari pupuk, basuh dengan hati2 menggunakan kain/kapas yang dicelup dengan larutan asam (cuka atau jeruk lemon dicampur dengan air - 1 sendok teh per 5 liter air).

Atau dapat pula menggunakan susu. Lakukan lebih dari sekali jika belum bersih.

Alkohol sebagai pestisida.

70% isopropyl alkohol dapat digunakan untuk membasmi mealybugs, whiteflies, scale, fungus gnats, thrips dan red spider mite. Bersihkan bagian daun/batang yang terkena hama dengan cotton-bud (q-tip) yang dicelupkan pada alkohol. Ulangi "pengobatan" selama beberapa hari untuk menghilangkan juga hama yang baru menetas (bercak kekuning-kuningan).

Atau dapat pula disemprot larutan air dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:1 ditambah 1 sendok teh sabun cair.


Peringatan : Hati-hati2, alkohol dapat merusakkan tanaman. Disarankan hanya untuk anggrek yang berdaun tebal, tidak untuk daun yang kecil dan tipis.

Kayu manis untuk mengobati infeksi cendawan/bakteri.

Bubuk kayu manis yang biasa dipakai untuk membuat kue dapat pula untuk mengobati infeksi cendawan/bakteri pada anggrek. Sebelumnya basahi dahulu daun/batang yang akan diobati agar bubuk dapat menempel. Lalu taburi daerah yang terinfeksi dengan sedikit bubuk kayu manis. Jangan terlalu banyak karena dapat mematikan tanaman. Tiup bagian tersebut agar sisa bubuk yang tidak menempel dapat terbuang.

Bubuk dapat pula sebagai antibiotik untuk luka2 pada tanaman. Setelah daun atau akar yang busuk dipotong, taburi sedikit bubuk pada bekas luka untuk mencegah infeksi baru.

Tunas baru (keiki) pada Phalaenopsis.

Tangkai bunga phalaenopsis jangan dipotong setelah bunganya layu (jika masih sehat tangkai berwarna hijau kecoklatan). Ada kemungkinan setelah 3-4 bulan kemudian akan tumbuh bunga baru dari tangkai tersebut.

Atau, kadang2 pada tangkai tersebut akan membentuk tunas tanaman baru (keiki). Jika ingin memisahkan tunas tersebut, tunggu sampai tumbuh akar minimal 3 buah dengan panjang minimal 5 cm. Potong tangkai bunga yang dekat dengan keiki tersebut dan tanam dengan media yang sesuai (mis. sphagnum moss).

Menampung air hujan untuk menyiram anggrek.

Air hujan sangat baik untuk anggrek. Tetapi perhatikan pH nya, yang baik sekitar 5.5-6.5.

Ketika hujan turun jangan langsung ditampung karena masih mengandung kotoran dan debu dari genteng atau atap rumah.

Setelah hujan berlangsung 5-10 menit, tampung pada ember plastik yang bersih dan jika telah penuh tutup rapat untuk mencegah nyamuk bersarang atau terinfeksi cendawan.

Untuk menaikkan pH yang terlalu asam (pH < 6), simpan air hujan semalaman dan berikan gelembung udara secara intensif (dapat menggunakan aerator seperti pada akuarium). Melepaskan akar yang melekat pada pot. Ketika akan mengganti pot (repotting), akar anggrek yang telah melekat kuat pada pot akan sulit untuk dilepaskan tanpa merusaknya. Untuk mengatasinya, rendam seluruh pot dengan air biasa selama beberapa lama. Setelah pot sudah sangat basah, selipkan dengan hati-hati pisau tipis (cutter atau silet) diantara akar dan pot. Lakukan sepanjang akar yang melekat tersebut. Mungkin ada satu-dua akar yang tidak berhasil dilepas dengan utuh. Kesabaran adalah kunci utamanya. Agar Phalaenopsis berbunga. * Suhu dan cahaya adalah faktor utama untuk sebagian besar jenis Phalaenopsis dapat berbunga. * Untuk membentuk tangkai bunga (spike), jaga temperatur secara konsisten dibawah 28°C (82°F). Pada suhu 32°C (90°F), meskipun hanya untuk waktu singkat, akan mencegah pembentukan tangkai bunga. Dengan kata lain, untuk menahan supaya tidak berbunga, jaga temperatur tetap diatas 28°C (82°F) atau tingkatkan keteduhan menjadi 50% (cahaya sedang). * Agar pada satu tangkai mempunyai lebih banyak bunga, sejak tangkai bunga berukuran panjang 5 cm (2 inch) jaga temperatur secara konsisten antara 18°C (65F) sampai 25°C (77°F). * Disamping itu, jangan lupa pula untuk memberi pupuk secara teratur. Semi-hidroponik (S/H). adalah metode pemeliharaan tanaman dengan menggunakan media non-organik. Karena air tidak mengalir terus menerus seperti pada sistim hidroponik yang sesungguhnya makanya disebut semi-hidroponik. * Media yang digunakan dapat berupa butiran (pelet) tanah liat (clay pellet), batu karang, batu-apung dsb. * Pot yang digunakan adalah pot yang tertutup rapat dan disampingnya dibuat lubang setinggi kira2 2.5cm (1 inch) dari dasar pot dengan besar 0.6cm (1/4 inch). Sebaiknya menggunakan pot yang transparan (mis. botol air mineral yang dipotong atasnya) untuk memudahkan melihat ketinggian air pada pot dan pertumbuhan akar2nya. * Masukkan media hingga memenuhi dasar pot sampai dengan batas lubang, kemudian masukkan tanaman dengan posisi akar yang paling bawah masih berada diatas lubang tsb. Timbun akar tanaman tsb dengan media lagi. * Siram pot sampai air keluar dari lubang disamping pot. Airnya dapat dicampur pupuk dengan dosis sangat rendah, karena tanaman akan menerima supply nutrisi secara konstan. Letakkan pot tanaman tsb di tempat yang sesuai dengan cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman tsb. * Siram kembali jika air sudah habis sama sekali sampai dasar pot, tetapi sebelumnya bilas dengan aliran air selama beberapa menit untuk menghilangkan sisa garam/pupuk pada pot dan media. Metode ini dapat membantu menyelamatkan anggrek yang "kritis" karena kehilangan akar2nya yang busuk/rusak. Source: http://www.anggrek.info/index.php?topic=tips

Read More..

Agrowisata


Agrowisata merupakan obyek wisata yang memanfaatkan tanaman/pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Kebun Raya (Kebun Botani)

adalah area tempat menyimpan koleksi berbagai jenis tanaman dan sekaligus sebagai kawasan konservasi ex-situ (pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan diluar habitat aslinya).

Ada 4 Kebun Raya di Indonesia yang dikelola oleh LIPI, yaitu :




* Kebun Raya Bogor
Kebun ini berada di kota Bogor dengan luas area 87 ha.
Berisi berbagai jenis tumbuhan dataran rendah basah.
Lokasi : Bogor, Jawa Barat.
* Kebun Raya Cibodas
Kebun ini dikelilingi oleh gunung Gede-Pangrango dengan ketinggian 1300-1425 m diatas permukaan laut dengan area seluas 125 ha.
Berisi berbagai jenis tumbuhan dataran tinggi basah.
Lokasi : Cibodas, Cianjur, Jawa Barat.
* Kebun Raya Purwodadi
Terletak di bukit pada kaki gunung Baung dengan ketinggian 300 m diatas permukaan laut dan luas area 85 ha.
Berisi berbagai jenis tumbuhan dataran rendah kering.
Lokasi : Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
* Kebun Raya "Eka Karya" Bali
Terletak di dataran caldera dengan ketinggian 1250-1450 m diatas permukaan laut dan luas area 154.5 ha.
Dikhususkan untuk berbagai jenis tumbuhan dataran tinggi kering.
Lokasi : Candi Kuning, Bedugul, Bali.
* Kebun Raya Baturaden (dalam rencana)
Terletak di kaki gunung Slamet dengan ketinggian 702-1076 m diatas permukaan laut dan luas area sekitar 150 ha.
Daerah ini mempunyai habitat unik karena merupakan daerah peralihan dari dataran rendah ke dataran tinggi.
Lokasi : Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah.



Pusat anggrek

Jakarta :


* Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP)
Lokasi : Jln. Raya TMII, Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Terdapat fasilitas yang cukup lengkap : laboratorium, green house, show room, ruang kursus dan seminar.
Taman anggrek ini sebagai pusat penelitian, pengembangan, peragaan, informasi dan pemasaran anggrek terutama anggrek Indonesia.
* Taman Anggrek Ragunan
Lokasi : Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan.
Telp : (021) 782-4061 (layanan informasi)
Dengan luas lahan sekitar 5 ha, TAR dibagi menjadi kavling-kavling yang dikelola oleh petani anggrek untuk budidaya pembibitan dan pemasaran tanaman anggrek dan bunga potong serta tanaman hias lainnya. Disamping itu dilengkapi pula dengan kios sarana produksi dan kantor pemasaran.

Source: http://www.anggrek.info/index.php?topic=tourism


Read More..